Hingga saat ini pemukiman kumuh masih menjadi PR yang belum terselesaikan. Melalui konsep "Kotakumati†sekelompok mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITS ikut berperan mengurangi perkampungan kumuh yang ada di Kota Surabaya.
- Sukses Tekan Angka Putus Sekolah, Inovasi SMPN 2 Pakem Bondowoso Dapat Dijadikan Contoh
- Resmikan Asrama Pulau Mandangin SMAN Taruna Malang, Gubernur Khofifah: Jadi Tempat Sosialisasi dan Diseminasi Keindonesiaan
- Libur Selama Ramadan, Dispendik Surabaya Siapkan Pembelajaran Religi bagi Semua Siswa
"Kotakumati sendiri lebih sebagai program penghubung antara pemerintah dan masyarakat,†ucapnya.
Dalam masa penyusunan gagasan ini, Rifqi dan timnya yakni Herman dan Tri Okta Argarin, sering melaksanakan diskusi secara langsung di masyarakat dengan mendatangkan dinas terkait yang fokusnya menyelesaikan permasalahan permukiman kumuh.
Penelitian ini fokus membahas efektivitas pelaksanaan program penanganan kawasan kumuh di kota dari sisi pelibatan masyarakat.
Mereka menemukan adanya permasalahan dalam pelaksanaan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang digagas Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Surabaya, sehingga belum dapat mengurangi permukiman kumuh secara signifikan.
"Selama ini kami masih sebatas berdiskusi dengan warga di wilayah RW 07, Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, Surabaya,†jelas mahasiswa angkatan 2017 ini.
Wilayah studi tersebut dipilih berdasarkan surat keterangan Wali Kota Surabaya yang telah menetapkan kawasan kumuh yang diperkuat dengan adanya pelaksanaan program pengentasan dari program Kotaku yaitu tepat di wilayah RW 07 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya.
Dari hasil beberapa diskusi, disimpulkan bahwa diperlukannya restrukturisasi kelembagaan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), penguatan branding Kotaku, serta penyelenggaraan kompetisi antar BKM sebagai solusi pengurangan permukiman kumuh.
"Kami sangat berharap penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dalam penanganan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh berbasis partisipasi masyarakat, khususnya pada program Kotaku,†ujarnya.
Mahasiswa asal Sidoarjo ini juga menjabarkan bahwa ada manfaat yang diharapkan dari program gagasan timnya ini. Dari sisi masyarakat, diharapkan adanya peningkatan partisipasi dalam pelaksanaan program penanganan permukiman kumuh serta aktifnya masyarakat menyalurkan aspirasinya.
"Sehingga masyarakat memiliki kesempatan mendapatkan penanganan yang lebih tepat sesuai kondisi dan aspirasi mereka,†tutur Rifqi.
Selain itu, ia mengharapkan Dinas PUPR sebagai penggagas program Kotaku dapat melaksanakan program pengentasan permukiman kumuh yang lebih efektif dengan melibatkan masyarakat secara aktif. Sehingga penanganan yang dilakukan sesuai dengan permasalahan di lapangan berdasarkan aspirasi masyarakat setempat.[isa/aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Resmikan Dua Asrama SMAN 3 Taruna Angkasa Jawa Timur, Pj Gubernur Adhy Tegaskan Komitmen Pemprov Jatim Tingkatkan Kualitas Pendidikan
- Tingkatkan Kualitas Pendidikan dan Ciptakan Generasi Hebat di abad 21, Merlion School Jalin Kerjasama dengan SIS Group of Schools
- Tahap Penyaringan, Satu Bakal Calon Rektor Unej Dinyatakan Gugur